FREESTYLE, boleh dibilang ajang hiburan yang penuh tantangan dan uji keberanian. Bermain freestyle tanpa berhati-hati dan tidak menguasai tekniknya, seperti dalam freestyle sepeda motor, risikonya sangat tinggi dan rawan cedera. Namun lain halnya dengan kawula muda asal Kab. Bandung yang tergabung dalam Peuyeum Extreme Kab. Bandung. Mereka sarat pengalaman untuk urusan freestyle, bahkan aksinya mampu mengundang decak kagum. Mereka begitu mahir memainkan dan menguasai sepeda motor bebek, matik, dan sport. Kebolehan mereka diperlihatkan dalam latihan di Jln. Kompleks Perumahan Arjasari, Kab. Bandung dan di Jln. Anyar Majalaya, Kab. Bandung, belum lama ini. Menurut Manajer Peuyeum Extreme Kab. Bandung, M. Iqbal, kelompok yang beranggotakan sembilan orang ini sempat unjuk gigi dalam even di Bandung, Garut, dan Tasikmalaya. Bahkan sempat juga menjadi bintang tamu acara sebuah produk di Pangandaran. Maka tak heran, berkat keseriusannya menekuni hobi ini, mereka telah mengoleksi sejumlah prestasi, baik atas nama perorangan maupun beregu. Ke-9 freestyler ini adalah M. Iqbal, Faisal, Daniz, Erik, Ahmad, Iik, Albert, M. Yafi, dan Rizki. Dalam waktu dekat mereka akan menghadapi even di Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Purwakarta. "Main freestyle sepeda motor itu menantang keberanian atau adrenalin," kata M. Iqbal yang diiyakan Ketua Harian, Ahmad Rizal (Memet) dan player Daniz. Dibutuhkan keberanian karena freestyle rawan cedera jika yang memainkannya tidak hati-hati. Tapi tidak sampai cedera fatal, seperti balapan motor. "Freestyle lebih mengedepankan teknik dalam menguasai motor," katanya. Jika mampu menguasainya, kata Daniz, motor jenis sport, bebek maupun matik, terlihat ringan. "Memainkan motor dalam freestyle bisa dijadikan ajang hiburan. Selain mencegah imej buruk dan menyalurkan hobi serta bakat," tuturnya. Namun sayang, tambah Ahmad, bakat otomania Peuyeum Extreme yang terbentuk pada 20 Mei 2007 itu, dihadapkan pada sejumlah kendala. Di antaranya tidak ada sarana latihan yang benar-benar permanen atau resmi. Padahal para penggemar freestyle yang berasal dari kalangan siswa SMP, SMA, mahasiswa, dan pebisnis ini memiliki bakat yang cukup untuk dikembangkan. Bakat mereka disalurkan setiap Sabtu dan Minggu dengan menggelar latihan di dua lokasi tadi. Namun tak jarang pula mereka berurusan dengan polisi karena dianggap melakukan balapan liar. "Untuk menghindari penilaian negatif dari sejumlah pihak, kami mengharapkan ada tempat khusus yang benar-benar aman untuk berlatih freestyle. Selama ini belum ada," tuturnya. Menurutnya, motor yang digunakan umumnya masih standar dan belum seutuhnya dimodifikasi. Cukup mengganti gear belakang dan ada juga sebagian motor yang di-boar-up bagian mesinnya, khususnya bebek dan matik. Untuk akselerasi, kata Ahmad, bodi belakang motor ditambah. Bahkan tangki bensin pun didatarkan untuk tempat duduk saat beraksi dan bergaya. Selama menekuni freestyle, mereka sempat membukukan sejumlah prestasi. Seperti juara II Bebek Yamaha On The Road/Desember 2007 atas nama Deden Dekol, juara II beregu Yamaha On The Road/Desember 2007 atas nama Erik-Iik, juara I beregu Djarum Black Aniversary 2008 di Jln. Soekarno-Hatta Bandung atas nama M. Iqbal-Isai, juara II Djarum Black Aniversary 2008 atas nama M. Iqbal, juara III Matik Surya 12 Freestyle/Januari 2009 atas nama Rizki-Erik, juara III Bebek Surya 12 Freestyle/Februari 2010 atas nama M. Iqbal-Yafi, juara terheboh Surya 12 Freestyle atas nama Peuyeum Extreme, dan juara tergokil Surya 12 Freestyle/14 Februari 2010 atas nama Daniz. (engkos kosasih/ "GM")** |
GALAMEDIA - Freestyle Tantangan & Keberanian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar